Ilustrasi membangun bonding dengan anak/Net
Ilustrasi membangun bonding dengan anak/Net
KOMENTAR

MESKIPUN sibuk, seorang ibu semampu mungkin menjaga kualitas kebersamaan dan keterikatan keluarga dengan menciptakan premium bonding moments bersama anak. Hal itu dilakukan agar mendapat 'tune into the same frequency', di mana ibu memahami topik yang sedang berkembang di lingkungan anak, sehingga frekuensi obrolan antara ibu dan anak bisa sama.

Premium bonding moments bisa terwujud jika ibu memiliki konsistensi dalam dirinya. Bisa dimulai dengan waktu 9 menit untuk menciptakan momen berkualitas.

Beragam kegiatan bisa Bunda lakukan dengan si kecil, mulai dari permainan imajinatif hingga sensorik. Di sini, Bunda bisa sekaligus belajar banyak tentang minat anak.

Untuk menyiasati agar waktu 9 menit itu bisa dilakukan setiap hari, Ayah dan Bunda bisa bergantian melakukannya. Misalnya, di pagi hari adalah waktu Bunda, saat makan malam adalah waktu bersama Ayah. Namun, akan lebih baik bila dilakukan bersamaan.

Lalu, bagaimana membagi waktu 9 menit itu?

Tiga menit pertama, saat anak bangun pagi

Sebagai orang tua saat membangunkan anak usahakan untuk tidak membangunkan anak dengan paksa. Sebaiknya membangunkan dengan lemah lembut, misalnya berbaring bersama sambil memberikan pelukan hangat.

Lalu, ajaklah berbicara hal apa saja yang akan dilakukan hari ini yang membuatnya menyukai kegiatan tersebut dan menjadi sesuatu yang ditunggu-tunggu. Meskipun cuaca hujan, berilah motivasi selalu semangat untuk menghadapi hari.

Tiga menit kedua, saat anak pulang sekolah

Ketika anak pulang sekolah, sambutlah dengan baik. Biarkan mereka istirahat sejenak, kemudian ajak berbicara apa saja yang dilakukan di sekolah, hal apa saja yang membuatnya kesal. Selalu berikan perhatian kepada anak jika tampak murung usai pulang sekolah.

Berikan camilan yang digemari, sambil membicarakan hal apa saja yang dihadapi selama sekolah.

Hindari bersikap acuh, usahakan untuk tidak langsung memberi perintah mengerjakan PR atau menanyakan hal-hal yang tidak dilakukan sang anak, seperti, “Hari ini berantem lagi sama teman?” atau “Hari ini dimarahi guru lagi?”

Hindari pertanyaan-pertanyaan yang menyudutkan atau akan membuatnya berkata bohong karena takut dimarahi.

Tiga menit terakhir, sebelum anak pergi tidur

Mengakhiri hari dengan bertanya kepada anak, hal apa yang disyukuri hari ini, aktivitas yang disukai dan memuji jika melihat anak berbuat kebaikan. Misalnya, “Ayah/ibu bangga karena hari ini kamu sudah mau berbagi dengan teman.”

Hal di atas lebih baik dilakukan untuk mengakhiri hari. Sesibuk apapun, tunggulah sampai anak tertidur dengan menceritakan pengalaman yang disukai.

Ciptakanlah suasana yang nyaman dan rileks, seperti menikmati camilan favorit atau minum teh bersama.

Jika anak-anak sulit bercerita, Bunda bisa memulainya terlebih dulu untuk bercerita mengenai aktivitas hari ini. Dengan begitu, anak akan mengikuti karena merasa nyaman. Anak-anak menjadi terbuka mengenai perasaan dan mulai membagikan ceritanya. Semoga bermanfaat ya, Sahabat Farah!




Seringkali Diabaikan dan Tidak Dianggap, Waspadai Dampak Depresi pada Anak Laki-Laki

Sebelumnya

Anak Remaja Mulai Menjauhi Orang Tua, Kenali dan Pahami Dulu Alasannya

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Parenting